“And, when you want
something, all the universe conspires in helping you to achieve it.” -- Paulo
Coelho, The Alchemist.
Nggak tau kenapa, aku
percaya banget dengan kata-kata itu. Aku juga selalu percaya bahwa mimpi akan
menjadi kenyataan. Semua hanya masalah waktu. Dan itu terbukti di tahun ini.
Dimulai dari terkumpulnya album artis Meksiko idolaku sejak SMP, Belinda,
sampai yang terakhir aku berhasil dapetin visa Schengen untuk ke Italia dan
Spanyol ^_^
Nah postingan kali ini
kita fokus sama visa yang terkenal sulit di dapetin ini yaa..
Udah lama banget aku pengen
ke luar negeri, merasakan hidup sendiri di negeri orang. Berbagai cara udah aku
coba, mulai dari cari beasiswa hingga cari sponsor bule, tapi tampaknya belum
berhasil juga. Berkali-kali ditolak saat tahap interview beasiswa bikin nyesek
juga. Sempat nyerah buat cari beasiswa, tapi tahun ini aku beranikan diri nyoba
lagi. Yang pertama udah gagal, yang satunya lagi masih proses. Cara lainnya
yang aku coba adalah dengan mencari sponsor bule (dari mantan-mantan pacar)
yang tampaknya pelit-pelit karena belum pada mapan. Hihi..daripada dianggap
matre, mending aku cari cara lain untuk mewujudkan impianku ke luar negeri.
Pada suatu saat,
bertemulah aku dengan seseorang yang saat ini dekat denganku. Dan tiba-tiba
semangatku untuk ke luar negeri semakin menggebu-gebu sejak kita deket lagi, ditambah
liat temen-temenku yang mulai wara-wiri di negara lain. Aku pun mulai nabung
awal tahun ini. Sempat pesimis waktu tau tabunganku belum cukup kalo mau ke
Eropa tahun ini. Tapi tiba-tiba bapakku menyatakan bersedia untuk membantuku.
Nggak lama kemudian kakakku datang dengan ide yang lebih menarik, yaitu untuk
membiayaiku kursus di luar negeri. Aw aw aw..aku berasa makin semangat untuk
meraih impianku. Rasanya semakin dekat dengan impian, soalnya bagi cewek yang
nggak banyak duit, nggak cantik, dan otaknya nggak se-jenius Einstein, pergi ke
luar negeri sepertinya impossible. Tapi begitu rencanaku di-acc bapak dan
kakakku, aku langsung searching info dari para bloggers yang udah pernah ke
Eropa. Ceritanya macem-macem, dari yang backpacking, hingga ke Eropa untuk studi
dan seminar. Tapi ada satu yang tiba-tiba membuatku galau, yaitu pembuatan
VISA!
Visa Schengen melalui Kedubes Spanyol
Visa itu apa sih? Menurut
Wikipedia, “Visa adalah sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh sebuah negara
memberikan seseorang izin untuk masuk ke negara tersebut dalam suatu periode
waktu dan tujuan tertentu.”
Aku yang belum pernah ke
luar negeri sama sekali sempat cemas ngurusin aplikasi visa ini sendirian. Tapi
pas baca-baca pengalaman bloggers yang ngurus visa sendirian, aku optimis bisa
melakukan itu juga. Karena tujuan utamaku adalah Spanyol, jadi aku bikin Visa
Schengen. Visa Schengen adalah visa khusus yang dapat
dimiliki traveler untuk menjelajahi negara Uni Eropa. Visa
ini adalah hasil dari Perjanjian Schengen yang dilakukan negara-negara Uni
Eropa di Schengen, suatu kota di Luxemburg pada tahun 1985. Salah satu isinya
adalah menghapus pengawasan perbatasan di antara negara-negara Uni Eropa dan
mencakup berbagai aturan kebijakan bersama untuk izin masuk jangka pendek. Aku
sempat galau mau bikin visa di kedubes mana. Awalnya pengen bikin di kedubes
Italia, soalnya pengen kesana juga. Tapi nggak jadi karena sesuatu dan lain
hal. Terus aku denger-denger bikin Visa Schengen paling gampang di Kedubes
Belanda, syaratnya nggak ribet. Aku pun coba bikin itinerary buat ke Spanyol
dan Belanda. Tapi setelah dipikir-pikir, ngapain juga ke Belanda, jujur aja,
nggak begitu tertarik dengan negeri kincir angin ini. Terus aku nanya ke
konsulat Belanda kalo stay lebih lama di Spanyol, bisa bikin visa melalui
Belanda atau nggak. Dengan sedikit ketus, si bapak-bapak yang di bagian telepon
bilang kalo aku mesti bikinnya melalui Kedubes Spanyol. Akhirnya ubah itinerary
dan kembali ke rencana awal lagi, yaitu pergi ke Spanyol dan Italia. Makin
mantep ke dua negara berbau latin ini, aku pun mempersiapkan dokumen yang
dibutuhkan untuk apply Visa Schengen di Kedubes Spanyol. Karena aku ke Spanyol
untuk tujuan kursus, jadi dokumen yang aku siapkan adalah:
- 2 lembar formulir aplikasi visa Schengen dengan foto 3 x 4 yang ditempel di halaman pertama formulir.
- Paspor dengan masa berlaku minimal 3 bulan dihitung dari tanggal habis berlaku visa serta fotokopinya.
- Fotokopi identitas pemohon KTP dan Kartu keluarga.
- Asuransi kesehatan perjalanan yang berlaku untuk semua zona Schengen dan untuk semua tinggal di negara-negara Schengen, dan dengan cakupan minimal 30.000 Euro. Kebijakan Kedubes Spanyol, kita harus memiliki asuransi perjalanan yang berlaku untuk durasi tinggal + 15 hari tambahan. Untuk aplikasiku kemaren, aku ambil amannya yang 31 hari (walau rencana stay hanya 13 hari). Beli di AXA dapet seharga USD 70. Lumayan murah J
- Bukti pemesanan tempat tinggal di Spanyol dan negara Schengen lain yang akan dikunjungi. Karena selama di Spanyol aku ikutan kursus dan akomodasi diatur oleh institusinya, jadi aku menyerahkan surat undangan dari institusi tersebut. Untuk 2 hari di Spanyol yang nggak termasuk dalam paket kursus, aku booking kamar hostel lewat booking.com. Sempat dikasih tau kalo pihak Kedubes Spanyol biasanya nggak nerima booking-an lewat situs booking.com, tapi aku nekat nyobain aja dan alhamdulillah lolos :D
- Bukti pemesanan tiket PP dari Jakarta ke Italia (karena aku masuk lewat Italia). Ini nggak perlu langsung beli tiketnya, bisa print out booking-annya aja untuk jaga-jaga kalo visa ditolak, jadi nggak rugi-rugi amat. Booking-an tiket dari Roma ke Barcelona (tempat kursusku) juga perlu disertakan, biar makin meyakinkan kalo kita bener-bener akan ke Spanyol.
- Jaminan keuangan berupa sertifikat kerja dimana tertulis jabatanku, atau kopi kontrak kerja yang dilegalisir dan slip gaji 3 bulan terakhir; surat keterangan Bank dimana tercantum saldo rekening atau laporan keuangan dengan transaksi 3 bulan terakhir. Mengenai saldo minimum, Kedubes Spanyol mewajibkan kita punya minimal 580,77 Euro per orang (untuk tinggal selama 9 hari). Jika tinggal lebih lama dari 9 hari, tambahkan 64,53 Euro untuk setiap harinya (Kebijakan untuk tahun 2014). Ada yang bilang kita harus punya minimal 50 atau 100 juta supaya visa kita diterima, tapi buktinya di tabunganku nggak ada sampe 30 juta dan bisa diterima tuh ^_^
- Surat sponsor dari bapak yang menyatakan bahwa bapakku akan menanggung sebagian biaya perjalananku dalam bentuk kartu kredit. Untuk mendukung surat ini, aku lampirkan juga fotokopi kartu kredit bapakku dan slip gajinya selama 3 bulan terakhir.
- Itinerary perjalanan yang direncanakan. Bikin se-simple mungkin, tapi jelas mau kemana, kapan, dan ngapain aja.
Setelah semua dokumen
disiapkan, aku langsung bikin janji temu melalui situs http://www.vfsglobal.com/spain/indonesia/bahasa/scheduleanappointment.html
Karena aku apply visa-nya
nggak langsung di Kedubes Spanyol, tapi melalui Pusat Aplikasi Visa, VFS
Global, maka aku bikin janji temu di point nomer 1. Oh iya, VFS Global adalah
perusahaan yang ditunjuk untuk menangani aplikasi pengajuan visa ke beberapa
negara di dunia. Sudah tentu harga untuk bikin visa disini lebih mahal daripada
di Kedubes langsung. Tapi aku coba cari amannya aja, karena janji temu lebih
mudah dibuat disini (kalo ingin apply di hari tertentu, sebaiknya buka situsnya
2 hari sebelum hari yang direncanakan). Harga resmi bikin visa di Kedubes
Spanyol adalah 60 Euro. Kalo di VFS Global kemaren aku totalnya Rp. 1.345.600
(Rp. 1.275.600 untuk bikin visa aja + Rp. 50.000 untuk jasa kurir pengiriman
paspor kembali ke rumah + Rp. 20.000 untuk jasa SMS info status visa). Dengan
hasil yang aku dapet, itu worth it lah :D
Pengalaman mengajukan
visa
Bagi seseorang yang belum
pernah ke luar negeri dan belum pernah mengajukan visa sebelumnya, proses ini
sempat bikin aku stress. Dimulai dari urusan kursus di bulan Juli. Sudah lama
aku browsing tempat kursus bahasa Spanyol yang bagus dengan harga terjangkau.
Saat masih kuliah di Jogja, aku sudah sempat dapet brosur dari sebuah institusi
bernama “Don Quijote”. Tapi karena aku merasa belum mampu secara finansial,
niatku untuk berangkat pun ditunda. Akhirnya tahun ini baru bisa kesampean. Setelah
proses pembayaran selesai, surat undangan pun dikirimkan melalui e-mail dan
pos. Kemudian aku mulai mencicil dokumen-dokumen lain seperti slip gaji dan
terakhir beli asuransi yang sempat bikin was-was karena salah nama >.<
Semua dokumen sudah
terkumpul, janji temu sudah dikonfirmasi. Yep, saatnya berangkat ke Jakarta!
Dengan modal nekat dan doa, tanggal 29 Agustus aku pun ke Jakarta. Sebelum
galau lagi, weekend aku habiskan dengan jalan-jalan di seputaran ibukota,
ketemuan sama admin-admin Belinda Fans Indonesia..
Udah selesai
seneng-seneng, saatnya kembali ke tujuan awal kenapa ke Jakarta. Senin, 1
September 2014 jam 10.00 WIB adalah hari bersejarah dan penuh perjuangan (lebay
dikit boleh yak? :p) Berangkat dari kos seorang sahabat, aku berusaha nyetop
taksi tapi nggak ada yang kosong. Karena takut terlambat, akhirnya aku jalan
sedikit ke belakang dan taksi kosong pun banyak disana. Selama perjalanan, aku
yang menurut beberapa orang punya tampang innocent, kali ini berlagak sedikit
sotoy, biar nggak disasarin, soalnya bapak taksinya agak ngeri.Singkat cerita,
sampai lah aku di Mall Kuningan City. Kantor VFS Global terletak di lantai 1
mall tersebut. Walaupun udah sempat cek tempatnya, tapi masih aja bingung waktu
masuk mall-nya. Bolak balik toilet biar nggak keliatan bingung, eh baru
keingetan kalo belum nempel foto di formulir aplikasi visa-nya >.<
Untung saat itu datengnya kecepetan, jadi aku masih punya waktu beberapa menit untuk nyari lem kertas. Nanya-nanya ke janitor, katanya ada di Gramedia. Ketemu Gramedia, eh ternyata masih tutup >.<
Untung saat itu datengnya kecepetan, jadi aku masih punya waktu beberapa menit untuk nyari lem kertas. Nanya-nanya ke janitor, katanya ada di Gramedia. Ketemu Gramedia, eh ternyata masih tutup >.<
Puter-puter otak, nanya
lagi ke pak Satpam, katanya ada di samping mall-nya, tapi mesti jalan beberapa
meter lewat gang kecil. Langsung aja deh aku nyari toko itu. Alhamdulillah
dapet di sebuah toserba. Kemudian aku buru-buru kembali ke mall karena takut
telat. Alhasil, kaki luka karena pake sendal baru >.<
Dalam hati aku terus doa
sambil sedikit kesakitan karena luka itu..tapi aku tetep meyakinkan diri bahwa
ini semua worth it :’)
Saat berada di depan
kantor VFS, aku sempat deg-degan. Tapi ngeliat tempatnya yang nyaman, rasa itu
agak berkurang. Pertama masuk ruangan langsung dihadapkan dengan sekuriti. Nama
dan barang bawaan dicek, kemudian dikasih nomor antrian. Prosesnya lumayan
cepet sih, dokumen juga lengkap, cuma ada beberapa bagian yang harus diperbaiki
di formulirnya.
Setelah dokumen
dikumpulkan, aku masih harus menunggu untuk proses selanjutnya, yaitu
pengambilan data biometrik. Kali ini nunggunya agak lebih lama. Sekitar
setengah jam-an namaku dipanggil. Aku pun masuk ke Ruang Biometrik 2. Di dalem,
aku disuruh duduk untuk diambil foto dan sidik jarinya. Agak tegang sih, soalnya
mbak petugasnya nggak banyak ngomong >.< Pengambilan foto dilakukan
berulang-ulang, soalnya katanya mataku nggak fokus ngeliat kamera >.<
Beberapa menit berlalu
dan akhirnya selesai juga proses ini...dan kata mbaknya aku boleh pulang.
Horeeee!
Tapi begitu keluar
ruangan mulai galau lagi, keingetan kata mbak-mbak di bagian administrasi yang
bilang kalo kemungkinan bakal ada wawancara oleh pihak Kedubes Spanyol beberapa
hari ke depan. Aku disuruh siap-siap aja, tapi kalo emang nggak ada masalah ya
nggak ada wawancara. Karena hal ini aku jadi belum bisa pulang ke
Lombok...tambah bingung, nggak enak sama kerjaan di kantor >.<
Satu hari berlalu, dua
hari,..tepat hari Rabu tanggal 3 September aku dapet telpon dari Kedubes. Kaget
banget soalnya baru bangun tidur dan nggak prepare apa-apa. Dengan bahasa
Indonesia yang belum lancar, bapak-bapak dari Kedubes minta waktu sekitar 2
menit untuk wawancara. Yang ditanya pertama kali adalah soal kursusku yang
singkat itu. Bapak itu bilang aneh banget kursus kok cuma sebentar (dalam hati rasanya
pengen jawab, “masbuloh?” oops!). Terus dia tanya masalah kerjaanku. Kan aku baru
mulai kerja di suatu perusahaan selama 3 bulan, eh dia tanya: “Emangnya bisa
ijin? Kan baru 2 bulan kerja disitu?” (maksudnya 3 bulan tapi salah nyebut tuh
bapaknya). Aku jawab aja kalo itu family business, soalnya itu perusahaan punya
kakakku. Bapak itu pun cuma bisa bilang, “oh..” -_-
Terus
pertanyaan-pertanyaan biasa, seperti: “punya temen nggak di Spanyol”, “cewek
apa cowok”, “kenal dimana”, bla..bla..
Eh udah gitu ujung-ujungnya diketawain karena kursusku terlalu singkat dan aneh bagi dia -_- It was so insulting >.<
Eh udah gitu ujung-ujungnya diketawain karena kursusku terlalu singkat dan aneh bagi dia -_- It was so insulting >.<
Abis ditelpon gitu aku
galau lagi...dan....nangis juga akhirnya (T.T)
Aku telpon ibuku sambil nangis-nangis, ibuku bilang mungkin itu cuma tes mental sebelum aku dapet visa. Berhubung aku udah down banget, aku pesimis aja..sampe sempat berantem sama bapakku gara-gara hal ini. Jadi merasa bersalah. Maaf ya Pah! >.<
Aku telpon ibuku sambil nangis-nangis, ibuku bilang mungkin itu cuma tes mental sebelum aku dapet visa. Berhubung aku udah down banget, aku pesimis aja..sampe sempat berantem sama bapakku gara-gara hal ini. Jadi merasa bersalah. Maaf ya Pah! >.<
Selama nunggu keputusan
dari Kedubes Spanyol, aku nggak bisa tidur malem, kepikiran terus. Daannn....hari
Jumat tanggal 5 September aku dapet sms dari VFS Global yang menyatakan bahwa
pasporku sudah dikirimkan ke alamat rumah. Makin dag dig dug lah...aku langsung
telpon ortu di rumah supaya hari Sabtu-nya jangan kemana-mana, takut paspornya
dateng dan nggak ada yang nerima di rumah. Sabtu paginya aku telpon ortu dan paspor
masih belum sampe juga..hwaa...
Sorenya aku pulang ke Lombok dan nggak sempat nanyain paspor lagi. Kemudian dalam perjalanan pulang menuju rumah dari bandara, ortu nanyain soal wawancaraku dengan Kedubes. Tanpa rasa curiga, aku ceritain aja semuanya. Eh tiba-tiba aku keingetan pasporku. Aku pun nanya bapakku udah nyampe atau belum itu paspor. Terus bapakku bilang udah, dan aku tanya apa suratnya udah dibuka atau belum. Bapakku bilang udah, tapi ibuku menjawab belum. Hmmm...disini aku mulai curiga. Aku langsung aja tanya apakah visaku diterima atau nggak. Mereka spontan tersenyum tapi pura-pura nggak tau. Aku pikir, waahhh sepertinya aku dikerjain nih. Eh ternyata bener. AKU DAPET VISA SCHENGEEEENNN!!! Rasanya amazed, still couldn’t believe it! Aku dapet visa selama 90 hari yang valid sejak tanggal 16 Oktober 2014 hingga 15 April 2015!!
Sorenya aku pulang ke Lombok dan nggak sempat nanyain paspor lagi. Kemudian dalam perjalanan pulang menuju rumah dari bandara, ortu nanyain soal wawancaraku dengan Kedubes. Tanpa rasa curiga, aku ceritain aja semuanya. Eh tiba-tiba aku keingetan pasporku. Aku pun nanya bapakku udah nyampe atau belum itu paspor. Terus bapakku bilang udah, dan aku tanya apa suratnya udah dibuka atau belum. Bapakku bilang udah, tapi ibuku menjawab belum. Hmmm...disini aku mulai curiga. Aku langsung aja tanya apakah visaku diterima atau nggak. Mereka spontan tersenyum tapi pura-pura nggak tau. Aku pikir, waahhh sepertinya aku dikerjain nih. Eh ternyata bener. AKU DAPET VISA SCHENGEEEENNN!!! Rasanya amazed, still couldn’t believe it! Aku dapet visa selama 90 hari yang valid sejak tanggal 16 Oktober 2014 hingga 15 April 2015!!
Ternyata perjuanganku
nggak sia-sia, sampe sakit-sakit mikirin visa, sampe cari-cari penghasilan
tambahan demi biaya visa, sampe rela nggak make gaji tiap bulan, sampe kaki
luka-luka, sampe tidur nggak nyenyak...
TERIMA KASIH YA ALLAH!!
Mimpiku akan segera menjadi kenyataan, salah satu mimpi terbesarku sejak kecil!!
Terima kasih juga untuk orang tua dan saudara-saudaraku yang sudah turut pusing membantuku dalam hal finansial. Juga untuk sahabat-sahabatku, Lenny sekeluarga dan Dhian, yang sudah rela aku repotin selama berhari-hari di Jakarta. Nggak lupa juga buat bloggers yang udah sharing pengalaman soal pembuatan Visa Schengen (walaupun kebanyakan pada bikin di Kedubes Belanda), salah satunya mba Dina (http://pratidinatri.blogspot.com/2013/03/mengurus-visa-schengen-mudah-di-surabaya.html) yang udah sangat membantuku. Dan satu lagi, untuk Kedubes Spanyol!!! Terima kasih semuanyaaa....
Mimpiku akan segera menjadi kenyataan, salah satu mimpi terbesarku sejak kecil!!
Terima kasih juga untuk orang tua dan saudara-saudaraku yang sudah turut pusing membantuku dalam hal finansial. Juga untuk sahabat-sahabatku, Lenny sekeluarga dan Dhian, yang sudah rela aku repotin selama berhari-hari di Jakarta. Nggak lupa juga buat bloggers yang udah sharing pengalaman soal pembuatan Visa Schengen (walaupun kebanyakan pada bikin di Kedubes Belanda), salah satunya mba Dina (http://pratidinatri.blogspot.com/2013/03/mengurus-visa-schengen-mudah-di-surabaya.html) yang udah sangat membantuku. Dan satu lagi, untuk Kedubes Spanyol!!! Terima kasih semuanyaaa....
Tips untuk temen-temen
yang ingin apply visa Schengen di Kedubes Spanyol atau Kedubes lainnya:
- Jangan percaya dengan apa yang dikatakan orang. Bukan saldo di tabungan yang menentukan diterimanya visa, bukan juga stempel-stempel visa dari negara lain yang memenuhi paspor kita, tapi keputusan semua berada di pihak Kedubes. Modal nekat aja dan lebih baik ngurus sendiri ;)
- Persiapkan dokumen yang dibutuhkan dengan baik. Lebih baik lakukan dari jauh-jauh hari, mulai browsing sejak 2-3 bulan sebelum ngajuin visa dan mantapkan mau apply di Kedubes mana.
- Jangan lupa buat rincian pengeluaran dan pendapatan. Hal ini untuk memperkirakan dana yang kita butuhkan disana nanti. Jangan mengira-ngira, semua harus dirincikan secara jelas, mulai dari transportasi, akomodasi, uang makan harian, dan pengeluaran-pengeluaran tak terduga seperti belanja.
- Booking tiket pesawat nggak mesti berbulan-bulan sebelum berangkat. Sekitar 2 bulan sebelum berangkat juga harganya nggak terlalu mahal.
- Apply visa jangan terlalu mepet. 1 atau 2 bulan sebelum tanggal keberangkatan yang direncanakan juga nggak apa-apa.
- DOA! Ini adalah sumber kekuatan setelah usaha maksimal kita lakukan. Jangan pernah berhenti berdoa dan yakinlah kamu akan mendapatkan visa. Keraguan walau sebesar biji zahrah bisa menggagalkan usahamu.
Bagaimana? Ingin mencoba?
Jangan hanya bermimpi, wujudkanlah! Good luck ya..
Semoga tulisanku bisa menginspirasi temen-temen yang memiliki impian dan dengan keadaan yang sama sepertiku. Can’t wait for October 17!!! :)
Semoga tulisanku bisa menginspirasi temen-temen yang memiliki impian dan dengan keadaan yang sama sepertiku. Can’t wait for October 17!!! :)
Ahhh dechaaa congrats.. I'm so happy for u, finally :) oleh2 nya informasi dari sanaa ya
ReplyDeleteThank you, Tamiii!! <3 Heheh iya, finally :')
ReplyDeleteSiaapp..ditunggu yaa :D
Sis ... q mw ke german n madrid nie tp q kn g kerja alias ada sponsor yang nanggung .. trus butuh berapa surat sponsor ya .. blm prnh ketemu juga sih.
ReplyDeleteHai Woro Ayu!
ReplyDeleteSalam kenal ya :)
Surat sponsor setauku bisa 1 aja sis, kecuali mgkn kalo disponsori lebih dr satu orang dan kalo g salah mesti ada dokumen-dokumen pendukung juga. Tapi jujur kalo pake surat sponsor dari luar aku kurang begitu tau apa aja dokumen pendukungnya. Hehe..
Negara utama yg mau dikunjungi Jerman atau Spanyol?
Happy for u sist :"
ReplyDeleteoleh olehnya yang buanyakakakakak :p
Congrats ya sat... :) :) :)
ReplyDeleteaq komen lg nih... :)
oya say,,,aq kan pengen ke perancis nih...
ada yg mau jd sponsorny...ada yg invite aq kesana..
tp aq was-was jg nih say...soalny byk yg blg kl buat dapetin visa perancis tuh susaaaahhhhhhh bangeettttttt....*hikssssssss
oya,,aq add Line dirimu ya say
aq pengen konsul sm km say....
mbak Reyva BoucherTa..aku juga mau ke Perancis akhir tahun ini,,bagi pengalaman dan infonya dong bagaimana mengurus visa schengen di kedutaan Perancis. Email aku ya di yuphee_ta@yahoo.com
ReplyDeleteSelamat ya Mbak Decha untuk pengurusan visa yang lancar, ceritanya seru banget!
ReplyDeleteKenalkan, nama saya Rizal, berencana ke Spanyol tanggal 29 Mei sampai 6 Juni besok.
Saya boleh nanya beberapa ya mbak.
1. Dua lembar formulir yang diisi itu dalam bahasa apa ya? Soalnya di website VFS ada beberapa bahasa,bingung pilih yang mana :(
2. Untuk itinerary, apakah harus buat dengan format sendiri atau cukup menggunakan yang sudah disediakan oleh website VFS?
3. Untuk rincian pengeluaran dan pendapatan, apakah ini juga dimasukkan dalam dokumen aplikasi visa atau hanya untuk referensi pribadi saja?
4. Kebetulan saya baru selesai kuliah di Jogja dan belum ada pekerjaan, bagaimana ya contoh surat sponsor orang tua dan kira-kira dokumen sebagai sponsor itu apa aja? Apakah juga harus mencantumkan rekening koran punya saya sendiri?
Terima kasih banyak Mbak Decha, saya tunggu jawabannya ya :)
Silakan email ke mochhusnir@gmail.com
Halo mbak Eca,
ReplyDeleteMasih ingat saya? saya Dina. Mbak ayo ketemuan! Saya tinggal di Rotterdam :)
Btw, terima kasih nama saya dimention di blog ini. :D
Best,
Dina
@Mba Dina:
ReplyDeleteHalo juga mba..wah lama nggak denger kabarnya, ternyata mba malah sudah di Rotterdam sekarang :)
Aku sudah kembali ke Indonesia mba sejak November 2014..tapi berencana akan kembali ke Spanyol tahun depan. Kira-kira mba masih di Belanda nggak ya nanti? Pengen banget ketemuan sama mba Dina. Kalo boleh aku minta kontak facebooknya ya :)
BTW, makasih juga udah membantu saat itu. Jawaban mba sangat membantu :)
Cheers,
Eca
Halo mba, mau nanya. Paspor dan visa nya di kirim pake apa yah? Kurir ny via aramex juga? Sy ngurus visa ke italy dan di kirim via aramex.. Mba gmn?
ReplyDeleteHalo mba @gina pangeran...
DeleteKalo g salah dulu sy jg pake aramex mba. Kalo boleh tau ngurus visa ke Italy ribet g mba? :)
Mbak..salam kenal.
ReplyDeleteaq mau tyk.aq udh siapin semua doc utk apply visa schengen ke spanyol utk 30hr.
itukan disuruh tunjukin bookingan tiket pp.aq udh buat yg dummy tiket.
klo nti visa nya udh ganteed,apa hrus juga beli tiket Pulang nya sekalian?
Ditanyain gak nti sm pihak imigrasi di bandara soal tiket pulang nya ke indo?
Soalnya mbak itu bisa dpt visa 90hr.
yg aq baca byk yg minta apply visa kurang dr 30hr tp pihak spain embassy malah ngasih 30-60 hr visa.
kan lumayan klo aq bisa extend stay di spain jadi 90hr.
Makasih tlong info nya ya mbak..
Hi dear,
DeleteSalam kenal juga ya :)
Setahuku pihak imigrasi/bahkan airline bakal minta tiket balik, kecuali kamu punya resident/working permit atau semacam ijin untuk tinggal disana. Soalnya kalo nggak bisa nunjukin itu kamu bisa dikira imigran gelap/berniat jadi imigran di negara tersebut. Mending beli tiket plgnya sekalian say, walaupun nantinya bakal extend..just in case ;)
Wish you luck ya!
Boleh dong berbagi kisahnya di SPain..soalnya aku ada rencana balik lagi nih. hehe
Thanks ya