Hola!
Happy New Year all!
Thank you so much for all
your positive support and kind words left in my simple blog. Tanggal 2 Januari
2017 kemarin aku baru balik dari Spanyol untuk perjalanan ke-dua kalinya. Seneng banget
akhirnya bisa berkunjung lagi ke negeri impianku. Sebelum pusing sama tumpukan
kerjaan besok (ciee...ciee...), aku pengen berbagi kisah perjalananku yang
bikin nggak pengen pulang ke Indonesia.
Setelah berhasil dapetin visa, tanggal 20 Desember 2016 aku memulai perjalananku dari Lombok – Surabaya
– Singapore – Milan – Barcelona. Phew...lumayan banyak transit dan melelahkan. Tiba
di Barcelona tanggal 21 Desember 2016 dan masih dalam keadaan jetlag, aku
menyempatkan diri untuk jalan-jalan seputaran kota, ceritanya nostalgia
kenangan di tahun 2014. Semuanya masih sama dan menyejukkan hati. Berhubung
saat itu sedang mendekati perayaan natal, pernak pernik seputaran natal pun
bertebaran di kota cantik ini.
Dalam perjalanan saat ini
aku nggak banyak eksplor Barcelona karena ngirit budget and orang yang
diharapkan untuk jalan bareng ternyata udah punya pacar (patah hati dong). Tapi
buat yang penasaran sama Barcelona, bisa jump in to my last trip in 2014.
MONTSERRAT
Biar nggak wasting time,
di perjalanan kali ini aku memutuskan untuk meng-ekspor sisi luar Barcelona,
yaitu Montserrat. Montserrat adalah sejenis pegunungan batu dan merupakan
tempat suci yang juga dijadikan National Park pertama di Spanyol. Aku
baca-baca, tempat ini kudu dikunjungi at least once in a lifetime. Eh bener
aja, this place is magical!
Bebatuan di pegunungan yang luar biasa cantik
memuaskan mata dan hati. Naik metro ke Placa Espanya kemudian naik kereta FGC
line S8 menuju Martorell Enllac, karena temenku akan menjemput disana. Harga
tiket sekali jalan adalah 8 euro. Sesampainya di stasiun kereta, aku menuju
Montserrat numpang temenku. Bagi yang nggak punya temen di sekitar situ, ada
cara lain untuk mencapai Montserrat, yaitu naik Aeri de Montserrat cable car, atau
dengan Montserrat Rack Railway. Sepertinya tiket bisa dibeli di stasiun FGC
manapun kamu tiba.
BTW, di sepanjang jalan
menuju Montserrat pemandangannya luar biasa!! Begitu pun setibanya di
Montserrat. Sayangnya temenku harus kerja saat itu, jadi hanya bisa nge-drop
and jemput..nggak sempet buat fotoin. Hiks
LA MOLINA
Setelah 3 hari puas
nostalgia di Barcelona, aku “kabur” ke daerah Alp, dimana ada ski resort La
Molina yang disebut-sebut ski resort pertama di Spanyol. Saking niatnya pengen
liat salju, aku pun nekat jalan sendiri. Naik kereta RENFE line R3 dari station
kereta di Placa Catalunya menuju La Molina. Untuk info selanjutnya bisa akses
webnya di http://rodalies.gencat.cat/en
Ada yang menarik dari
line R3 ini. Aku sempat salah naik kereta gara-gara nggak liat tujuan akhir
kereta line R3 yang ternyata ada 3 final destination berbeda. Karena aku pikir
line R3 sama semua, aku naik lah kereta yang bertuliskan R3. Ternyata di tengah
perjalanan, staff yang memeriksa tiket bilang kalo kereta ini nggak akan
membawaku ke La Molina. Untungnya di tempat pemberhetian kereta ini aku masih
bisa nunggu kereta berikutnya yang akan membawaku ke tempat tujuanku, walau harus
menunggu 2 jam di stasiun Vic. Ya, jadi kereta yang pertama aku naikin berhenti
di Vic, sementara line R3 yang harusnya aku tumpangi adalah Puigcerda.
Walhasil, akibat kecerebohanku, aku harus tiba di La Molina di saat matahari
udah tenggelam. Begitu tiba di stasiun kereta La Molina, agak merinding soalnya
gelap dan sepi, udah berasa kayak kota mati. Berhubung nggak punya temen di
daerah Alp, aku pun memesan hotel selama tinggal 2 hari di La Molina. Untuk
mencapai hotel tersebut, aku “terpaksa” naik taxi untuk alasan keamanan dan
kenyamanan (gara-gara ketinggalan bus juga sih sebenernya). Untungnya udah beli
sim card Spanyol, jadi bisa nelpon taxi yang hanya ada kalo dipanggil. Sekitar
5-10 menit setelah nelpon, pak taxi nongol sama anaknya. Awalnya agak takut
karena ngebayangin kejadian di film-film horror, tapi setelah ngobrol akhirnya
suasana cair. Pak Richie dan anaknya ramah juga. Karena itu malam natal, aku
dapet diskon dari yang harusnya bayar 15 euro jadi cuma 10 euro. Lumayaann..
Sekitar 7 menit aku pun
tiba di hotel Solineu, tempatku menginap. Hotelnya sederhana, tapi strategis. 5
menit jalan kaki udah sampe di Ski Resort. Aku pesen hotel ini jauh-jauh hari
sebelum bikin visa. Lumayan dapet diskon 20%. Hihi
Pertama kali ngeliat
salju saat tiba di stasiun kereta La Molina, aku terharu banget. Impian sejak
lama akhirnya menjadi kenyataan. Takjub, masih nggak percaya kalau salju itu
emang kayak es serut. Trus bisa ngerasain sensasi asap keluar dari mulut setiap
kali ngomong, kayak di film-film gitu. LoL
Sayangnya karena aku stay
di saat natal, ski resortnya cuma buka setengah hari, dari pukul 9 pagi sampe 1
siang. Normalnya resort ini buka dari pukul 9 pagi sampe 5 sore. Untuk info lengkap dan update mengenai La Molina, bisa akses situs resminya di http://www.lamolina.cat/en/winter/
Berhubung aku belum bisa
main ski, aku pun memilih untuk naik Telecabina. Telecabina adalah sejenis
cable car untuk naik ke puncak pegunungan. Harga untuk dapat mengakses
Telecabina seharian adalah 7 euro (dewasa). Ohya, perlengkapan ski juga bisa
disewa disini. Harga untuk perlengkapan ski adalah 15 euro, sedangkan kalo mau
sekedar jalan-jalan aja bisa sewa boot khusus seharga 12 euro. Untuk bisa
menyewa perlengkapan ini, kamu harus membawa paspor asli untuk discan oleh
petugas disana.
Di resort ini juga ada
penyewaan locker untuk menyimpan barang-barangmu. Harga untuk locker kecil
adalah 3 euro dan locker besar 7 euro. Kantin juga tersedia untuk mengisi perut
yang kelaparan setelah bermain ski seharian.
Setelah meng-eksplor
bangunan dan fasilitasnya, aku pun naik Telecabina untuk mencapai puncak. Puas
dong naik sendirian karena saat itu masih sepi pengunjung. -Tiba di atas puncak
langsung foto-fotoan, walaupun agak sedih karena cuma bisa pake timer karena
nggak ada yang fotoin. Hiks
Sudah cukup puas
nginjak-injak salju, tanggal 26 Desember 2016 aku melanjutkan perjalananku ke
Granada. Naik kereta dari La Molina menuju Barcelona, kemudian naik metro sampe
ke Airport. Ohya, harga tiket kereta dari Barcelona – La Molina vv adalah 12
euro sekali jalan. Kemudian metro one way ticket harganya 2,15 euro. Untuk
tiket transfer dari Metro ke Airport, kamu harus beli tiket lagi seharga 4,50
euro. Tiket bisa dibeli di mesin-mesin tiket. Super easy bukan?! Jadi jangan
khawatir kalo mau solo traveling ke Spanyol.
GRANADA AND SIERRA NEVADA
Untuk mencapai Granada
dalam waktu singkat, aku memilih direct flight pake Vueling Airlines. Harganya
lumayan mahal kalo dibandingkan tujuan ke kota-kota lain di Spanyol. Tapi it
was worth it. Setibanya di Airport, aku naik bis menuju terminal bis (estacion
de autobuses) untuk transfer ke bis lokal karena tempatku menginap letaknya
jauh dari kota. Kalo kamu nginap di seputaran pusat kota, naik bis dari Airport
ke pusat kota juga ada. Harga bis-bis ini cuma 2,90 euro sekali jalan. Udah
termasuk murah dong, soalnya bisnya nyaman banget.
Tempat menginapku di
Granada adalah sebuah daerah bernama Cenes de la Vega. Kalo naik bis lokal dari
terminal bis cukup bayar 1,20 euro dengan jarak tempuh sekitar 20-30 menitan.
Tempat ini bisa dibilang daerah pinggir karena letaknya yang jauh dari kota.
Tapi cukup deket kalo mau ke Sierra Nevada. Yang bikin betah, tempat ini
lingkungannya menenangkan dan adem sepanjang waktu. Hoho.
Di malam setibanya di
Granada, aku diajak masku berkeliling kota dan mengunjungi Albayzín sambil makan
tapas. Tapas itu sejenis makanan pembuka atau snack di restaurant-restaurant
Spanyol. Kata si mas, kalo mau hemat cukup pesen minuman aja bisa dapet tapas
gratis. Lumayan ngenyangin. Saat itu aku dapet nyicipin Tortilla de Patatas and
sepiring Ikan yang aku lupa namanya tapi rasanya enak banget. Setelah mengisi
perut, kami melanjutkan perjalanan ke Mirador de San Nicolas buat ngeliat
Alhambra dari kejauhan. Tempatnya indah banget boo,..enak buat pacaran. Wkwk..
Keesokan harinya aku
ketemuan sama temen-temen lain untuk mengunjungi Alhambra dan Generalife. Sayangnya
kami kesiangan. Alhasil sudah kehabisan tiket dong. Jadi cuma bisa foto-foto di
depan tiketing office. Kami nggak putus asa, akhirnya jalan ke Mirador de San
Nicolas (lagi) dan menikmati pemandangan Alhambra dan kota Granada sambil
ditemani musik pengamen ala Spanyol. Bener-bener bahagia bisa dapet kesempatan
dari Allah untuk mengunjungi tempat indah ini. Setelah lapar mata terpenuhi,
sekarang saatnya mengenyangkan perut yang lapar. Kami makan di restoran sekitar
Mirador dan memesan makanan khas Spanyol, Paella, Ikan-ikanan, dan Cumi goreng
tepung (entah namanya apa. Hoho)
Harga makanan disini
sekitaran 7 – 10 euro. Buatku, dengan harga segitu porsi sudah mengenyangkan. Ohya,
untuk mencapai Alhambra kamu bisa naik Alhambra bus nomor C3 dari Plaza Isabel
la Catolica (dekat Cathedral) dan turun tepat di depan Alhambra. Harga tiket
sekali jalan 1,20 euro. Frekuensi transportasi ini datang dan berangkat setiap
8 menit.
Hari ke-3 di Granada aku
kembali mencoba keberuntungan untuk masuk ke Alhambra. Nyampe sebelum jam 9
ternyata antrian pembelian tiket udah kayak kereta api, sementara sisa tiket yang
belum terjual nggak seberapa. Baiklah, pupus sudah harapanku untuk melihat
Alhambra dari dalam. Kata si penjual tiket, kalo mau dapet tiket mesti ke
counter antara jam 6 sampe jam 8 pagi. Atau kalo nggak mau ribet, beli lewat
website ticketmaster.es sehari sebelumnya trus ntar tinggal claim.
Hmm..sepertinya aku memang harus kembali ke Granada untuk perjalanan
berikutnya.
Kecewa karena
berturut-turut nggak dapet tiket, akhirnya hari ke-4 aku manfaatkan untuk
mengunjungi Sierra Nevada, salah satu tempat impian yang rencananya mau aku kunjungi
untuk melihat salju (sebelum kemudian berpaling ke La Molina). Kebetulan si masku
ini kerja di sana, jadi bisa numpang sama dia dan temen-temennya. Sambil
nungguin dia kerja, aku keliling desa sekitar Sierra Nevada. Subhanallah,...indah
sekali pemandangan disini. Cukup bayar 4,80 euro untuk naik telecable menuju
ski resort. Berbeda dengan La Molina, Sierra Nevada memiliki lebih banyak
pengunjung. Sepertinya memang lebih terkenal di kalangan pecinta Ski. Banyak sekali
pilihan sekolah ski disini, tapi harga apa-apanya lebih mahal daripada di La
Molina. Maklum, fasilitas juga lebih memadai. Next trip pokoknya kudu nyobain
main ski disini.
Malamnya sepulang dari
Sierra Nevada aku, si mas, dan temen-temennya keluar untuk makan malam di
restoran dekat rumah. Entah ini perasaanku aja atau gimana, tapi pada umumnya
orang-orang Spanyol hampir sama kayak orang Indonesia dalam hal hospitality. Berkumpul
bersama mereka seperti berada di rumah sendiri. Mereka sangat open dan
friendly.
Tibalah hari terakhir di
Granada. Tumben berasa sedih banget ketika di Airport. Air mata pun menetes,
serasa berat ninggalin kota ini. Tapi aku janji bakal balik lagi secepatnya.
Banyak yang belum terjamah disini.
NEW YEAR IN BARCELONA
Tanggal 30 Desember 2016
aku kembali ke Barcelona untuk bertemu temen-temen lamaku disana sebelum balik
ke Indonesia. Esok harinya langsung shopping oleh-oleh yang berujung kalap
>.< Maklum, akhir tahun jadi banyak diskon. Untung aja waktu membatasi.
Wkwk.
Dan malamnya tanggal 31
Desember aku diundang untuk merayakan tahun baru di rumah seorang temennya temenku.
Tradisi di Spanyol di malam tahun baru yaitu makan malam bersama orang deket
kemudian menjelang detik-detik pergantian tahun kami harus makan 12 biji anggur
setiap detik. Harus segera ditelan, kalo nggak bisa tersedak. Hihi. Untuk
menyiasati ini, aku pilih anggur yang kecil-kecil. Haha..licik :p
Setelah itu kami semua
saling berpelukan dan cipika cipiki. Berikutnya menyalakan musik dan menari seakan
melepaskan semua beban yang ada di pikiran. Orang-orang seperti mereka
bener-bener menikmati hidup. Kadang iri juga..kenapa aku nggak bisa kayak gitu
ya? Hidup di masa sekarang, lupakan yang sudah berlalu dan nggak terlalu stress sama masa depan.
Sudah pukul 2 malam dan
aku harus ke Airport pukul 7.30 pagi. Sementara yang lain masih berpesta, aku
pun pamit duluan. Bener-bener malam yang menyenangkan sekaligus menyedihkan
karena harus kembali ke Indonesia.
Harus aku akui, aku bukan
tipe orang yang suka merayakan tahun baru, karena menurutku tanggal 1 Januari
itu sama saja dengan hari-hari lainnya. Tapi kali ini, merasakan tahun baru di
negeri orang itu se-su-a-tu. Berkunjung ke negara lain membuatku membuka mata
dan pikiran bahwa dunia ini nggak selebar daun kelor. Banyak hal yang kita
pikir “benar” atau “tidak” menjadi “mungkin”. Bukannya aku nggak cinta
negeriku, tapi berada di negeri orang terkadang lebih baik, karena dengan
begitu kita akan tau bagaimana menghargai dan menerima perbedaan. Dengan begitu
juga kita tau siapa diri kita yang sebenarnya.
Resolusiku di tahun 2017:
- meninggalkan “my
comfort zone” dan memulai hidup baru di negeri orang
- bertemu sang pujaan
hati dan memiliki hubungan jangka panjang
Kayaknya cukup 2 aja
supaya bisa fokus yak.
Untuk temen-temen yang
punya impian ke Spanyol atau negara lainnya, jangan putus asa! Tetap ikhtiar
dan doa..because DREAMS DO COME TRUE!
It’s just the matter of
time. Believe me, everything is perfect in God’s timing.
Sampai ketemu di kisah
perjalanan berikutnya! :)
No comments:
Post a Comment